Opini  

La Prensa: Suara dari Pengasingan yang Menyala di Hari Kebebasan Pers Sedunia

Dilansir dari www.unesco.org

banner 120x600

DetakDetik.com | Setiap 3 Mei, dunia memperingati Hari Kebebasan Pers Sedunia sebuah momen penting untuk merenungkan dan memperjuangkan prinsip dasar kebebasan media, serta memberi penghormatan kepada jurnalis yang berani berdiri di garis depan kebenaran.

Lebih dari sekadar seremoni tahunan, tanggal ini menjadi pengingat global akan pentingnya media yang bebas, independen, dan pluralistik sebagai fondasi demokrasi serta hak atas informasi yang adil dan merata.

Peringatan tahun ini menjadi semakin berarti dengan diumumkannya La Prensa, surat kabar independen asal Nikaragua, sebagai penerima Penghargaan Kebebasan Pers Dunia UNESCO/Guillermo Cano 2025. Didirikan pada tahun 1926, La Prensa telah menjadi simbol keteguhan dalam menghadapi represi terhadap kebebasan informasi di negaranya.

Dibungkam, Tapi Tidak Diam: Perlawanan La Prensa dari Pengasingan

Sejak 2021, La Prensa mengalami gelombang penindasan: kantor mereka disita, pemimpinnya dipenjara dan diusir, serta distribusi medianya diblokir. Namun semangat mereka tidak ikut dikubur.

Kini, para jurnalis La Prensa bekerja dari pengasingan di Kosta Rika, Spanyol, Jerman, Meksiko, dan Amerika Serikat untuk tetap menghadirkan informasi bagi rakyat Nikaragua secara daring.

“La Prensa telah melakukan upaya berani untuk melaporkan kebenaran kepada masyarakat Nikaragua,”
— Yasuomi Sawa, Ketua Juri Penghargaan UNESCO/Guillermo Cano 2025

Simbol Perlawanan Global dan Solidaritas Jurnalisme

Penghargaan UNESCO/Guillermo Cano merupakan satu-satunya penghargaan Perserikatan Bangsa-Bangsa yang khusus diberikan kepada jurnalis atau lembaga yang berjuang demi kebebasan pers, terutama di tengah ancaman dan bahaya.

“Penghargaan ini mengingatkan kita tentang pentingnya berdiri bersama mereka yang melindungi dan menyebarkan informasi,”
— Audrey Azoulay, Direktur Jenderal UNESCO

Upacara penganugerahan akan digelar pada 7 Mei 2025 di Brussels, Belgia, sebagai bagian dari Konferensi Dunia tentang Kebebasan Pers.

Lebih dari Sekadar Penghargaan

Dengan La Prensa sebagai simbolnya, dunia diingatkan bahwa kebebasan pers bukanlah hak istimewa, melainkan hak asasi yang perlu dijaga bersama.

Meski dibungkam dan terusir, suara La Prensa tetap terdengar, menjadi bukti nyata bahwa jurnalisme sejati akan selalu menemukan jalannya. ***